La la land (2016)

mv5bmzuzndm2nzm2mv5bml5banbnxkftztgwntm3ntg4ote-_v1_sy1000_sx675_al_

“City of stars
Are you shining just for me?
City of stars
There’s so much that I can’t see
Who knows?
Is this the start of something wonderful and new?
Or one more dream that I cannot make true?”

(see the trailer )

 

 

Brilliant, Beautiful,  dan Sweet. Tiga kata dari saya untuk film ini. Saya bukan penggila film musikal. Tapi cukup menikmatinya. Film ini lebih ringan daripada Les Miserables dan ceritanya yang jauh lebih kuat dan tidak mengada-ada daripada Glee misalnya (Maaf ga apple to apple yak).

 

Film ini tentang mimpi, cinta dan pengorbanan. Tapi, saya tidak mau banyak cerita tentang alur cerita film ini, tapi lebih kepada bagaimana para pemain film ini bersungguh-sungguh dengan perannya. Keliukan tarian, tekanan di tuts piano dan setiap tone nyanyian diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Saya menikmatinya. Dari segi musik, saya bisa bilang perfecto. Lagunya terus menempel di kepala membuat saya terus bersenandung.

 

Cerita yang ringan, tapi dalam. Ketika kita beranjak dari kursi, saya bilang ke sebelah, “I want more”. Saya belum puas, dan masih ingin film ini terus berlanjut. Andai bisa terus menyaksikan Ryan Gosling di pianonya. Emma juga bermain sangat prima. Badannya ringan seperti kapas, melihatnya indah melompat-lompat dan menari tanpa beban.

 

Pesan yang disampaikan cukup kuat. Tapi begitulah seharusnya. Kompromi dengan kenyataan dan istiqomah dengan tujuan.

 

Well said. This movie is awesome.

Dari saya: 9/10

 

 

 

Resign Prep

Kira-kira di tanggal-tanggal sekarang tahun lalu, saya sedang sibuk-sibuknya mengurus my resignation. Berhenti bekerja untuk beberapa saat yang saya tak bisa tentukan. Sebuah keputusan besar yang saya ambil setelah bekerja sekian tahun di saat pekerjaan saya saat itu cukup baik dan gaji yang lebih dari cukup.Pikiran saya hari ini kembali melayang ke masa-masa itu, ketika seorang kawan baik saya baru saja menanyakan: “Apa yang harus saya siapkan untuk resign?”

 

Saya tercekat. Sebenernya mungkin di pikiran saya, ‘why do you do this? Have you think twice?’. But, well, who am I to judge? Saya bahkan melakukannya sebelum dia. Apapun alasannya mungkin dia sudah pikirkan masak-masak. Saya pun mendukung keputusannya 100%.

 

Ini mungkin pertanyaan yang kesekian kali saya terima dari orang yang berbeda. Mereka pikir saya anti mainstream, berani keluar dari zona nyaman, makanya cukup banyak yang bertanya.  Padahal mungkin hanya nekad atau sedikit pilhan. I know, setiap orang punya alasan masing-masing yang ia percayai.

 

Berulang kali saya mencoba menjelaskan tahapannya ke beberapa orang. Secara administrasi mungkin mudah hal itu dilakukan, bikin surat pengunduran diri, sampaikan kepada pihak yang tepat, dan selesai. Tapi ternyata bukan hanya itu. Sebagai teman, di luar permasalahan administrasi, let me tell you a secret: it’s never been so easy.  Rasanya mungkin saya perlu menuangkan ini, siapa tau ada yang perlu.

 

Pertama, pastikan keputusan itu tidak diambil karena masalah emosional. Kecuali yah memang sifatnya force majure. Saya memikirkan hal ini setahun sebelum surat pengunduran diri saya draft. Analis macam saya bahkan bikin SWOT analysis sederhana. Analysis resiko dan mitigasi plan. Apa plus minusnya, apa kesempatan dan masalah yang mungkin saya hadapi. Ketika keputusan itu bulat, saya sudah berada di posisi tidak bisa ditawar. Bahkan ketika atasan saya menawarkan hal yang menurut saya cukup menarik. saya bisa menolaknya sambil tersenyum. Apa jadinya jika kemudian saya iyakan. mungkin hanya sedemikian harga keputusan saya ini.

 

Kedua, diskusikan dengan keluarga. Sampaikan kira-kira apa yang akan terjadi jika keputusan itu diambil. Jika ada masalah gambarkan kira-kira solusinya. Jangan bicarakan tanpa ada solusi yang ditawarkan. Hal yang paling sensitive misalnya, ketika saya berhenti bekerja maka mungkin secara financial hal ini akan mengganggu. Apa yang harus dilakukan, solusi apa yang ditawarkan? Mungkin mengurangi gaya hidup, menggunakan tabungan sekolah anak untuk sementara dan lain-lain. Ini konsekuensi bersama yang tidak pernah mudah. Ketika itu, hal ini cenderung mudah saya lewati bersama pasangan. Kami sadar ini akan cukup berdampak, tapi kami siap dengan resikonya. Hal yang sulit buat saya ketika harus mendiskusikan hal ini dengan ayah saya. Saya tahu dia tidak rela, setelah bersusah payah menyekolahkan saya sekian lama. Cukup lama menyakinkan dia. Walau dengan raut kecewa, akhirnya dia bilang saat itu, “Papa percaya kamu pasti sudah memikirkan masak-masak. Kalau itu merurut kamu penting dan buat kamu happy, so do it”. Well, di kemudian hari hikmahnya adalah ternyata saya bisa menemani dia di saat dia sakit berat saat semua anaknya yang lain sibuk kerja. Itu kebanggaan saya.

 

Ketiga, pikirkan setelah ini apa? Apa bekerja lagi? Apa sekolah lagi? Usaha apa? Nambah anak lagi? Kawin?. Ini bisa jadi juga menjadi langkah ke-0 yang menjadikan alasan dari semua keputusan. Pertimbangkan masak-masak. Saat itu, saya baru punya rencana mau apa. Setelah resign, pelan-pelan saat ini saya coba wujudkan. Dan, ingatlah, ketika menjalaninya sangat sulit. Kalo kamu yang selama ini yang duduk-duduk manis, tidur di waktu rapat dan santai di kantor masih di gaji, waspadalah. Outside, maybe there is no one will pay you for this. Dunia luar sana kejam. Penuh tantangan, Tapi disitulah kenikmatannya.

 

Keempat, kapan saatnya?. Ini perlu dipertimbangkan masak-masak. Hindari resign di saat work load sedang tinggi-tingginya. Atau saat krisis lagi melanda, sebaiknya di-pending dulu. Why? Karena itu akan mempengaruhi hubungan kerja dan your own image. Serius nyebelin kalo ada temen yang resign melimpahkan segala tanggungjawab secara barbarian. Kalau ternyata  masih lama, sebaiknya tidak perlu dibicarakan. Ngapain ngomong-ngomong ajeh tapi ga di jalanin. Resign itu dipraktekin.  Walk the talk. Juga, perhatikan aturan, apakan one month notice harus disampaikan dan lain-lain. Perhatian terhadap waktu ini sangat penting. Selesaikan seluruh pekerjaan, dan manfaatkan waktu yang ada untuk persiapan.

 

Kelima, sampaikan dengan baik. Lihat sikon. Jangan ngomongin ini ketika Pak/Bu Bos abis marah-marah misalnya.  Ketika kita pertama masuk kantor, kita datang dalam keadaan baik dan penuh harapan. Seperti itu pulalah seharusnya kita keluar. Akan selalu ada orang yang menanggapi secara negatif, tapi kalau kita bisa menjaga hubungan baik, Insyaa Allah hal ini bisa hilang dengan sendirinya.

 

Keenam, selesaikan hutang kerjaan, laporan dan syarat-syarat administrasi lainnya. Manfaatkan fasilitas cuti, kesehatan dan lain sebelum berakhir. Rapihkan meja, dan buang sampahmu. Ini seharusnya masa-masa menyenangkan.

 

Terakhir, sampaikan perpisahan, maaf dan terimakasih. Saat itu adalah saat yang terberat buat saya. Sekian lama bercengkrama, ketemu setiap hari, penuh suka duka. Dan itu harus berakhir. Disitulah saya merasa sedih. Hari-hari berikutnya mungkin tak lagi sama. But, I was ready for a new adventure. Tetap jaga hubungan baik walau semenyebalkan itu orangnya. Karena rejeki datangnya dari banyak pintu, diantaranya teman-teman baik.

 

Itu pengalaman saya. Well friend, congrats for your plan, welcome to the club!

Belajar dari anak (Part 2)

Mau cerita.

 

Tetiba pulang sekolah kemarin, cip nanya: ‘Mom, what the tolerance means?’.

 

Dalam bahasa anak 8 tahun, menjelaskan hal itu susah-susah gampang ternyata.

 

Kemudian, Si emak pun sibuk menjelaskan tentang perbedaan, hormat menghormati, saling menghargai, etika berpendapat, bullying bla bla bla, pake contoh segala… si ana si anu, hampir keluar segala jurnal dan references.

 

Dan Cip pun  menjawab: ‘But Mom, sometime I fell tidak dihormati…’.

 

Si emak tercekat. ‘Sama siapa nak?’. Emak dah mulai panas, berani2nya ma anak gue..

 

‘You. You always busy with your phone.’

 

Emak tertampar. KO di ronde pertama.

 

Mungkin anak jauh lebih dewasa dr yang kita pikirkan. Dan yang dewasa lebih kekanak2an..
Well noted nak. Maapin yak.

 

 

Scientia Square Park (SQP)

2015 12 SQP

When?

My first visit in December 2015

Where?

BSD, Tangerang Selatan, Banten. Dekat kampus Multimedia Nusantara, dibelakang Scientia Electronic Mall, tepatnya di sini

Budget?

Less than Rp200K (include makan dan tiket masuk untuk 3 orang).

Buat gambaran, tiket masuk @25K/orang di weekend, @15K/orang di hari biasa. Makan-makan ringan tergantung selera yah. Kalau mau hemat, bawa bekal sendiri juga seru.

What?

Buat para perindu ruang terbuka hijau, tempat ini bisa dijadikan alternatif. Taman kota yang teratur, menawarkan keceriaan buat anak-anak. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan disini, antara lain:

  1. Wall climbing; panjat dinding yang bisa dilakukan sama anak-anak dan dewasa, naik ini gratis tinggal ngantri ajah…
  2. Roller blade; kemarin Cipa bawa sendiri RB nya dari rumah. Kalau ga punya bisa sewa di sana, plus bisa hire trainer. Saya lupa ga nanya berapanya.
  3. Skate; buat yang hobby main skate board atau roller blade, bisa dicoba meluncur disini… banyakan anak-anak yang udah abg pada gaya-gaya main disini…
  4. Ayunan; ayunan ga sembarang ayunan, ayunan bisa buat ramean, gerakannya ga cuma bisa maju mundur tapi bisa muter, seru-seru pusing gitu, Cipa loves it. Naik sampe 2 kali, asal mau ngantri dengan sabar… Oh iya, naik ayunan ini juga free. Ga usah khawatir karena ada penjaga nya yang bantuin dorong-dorong ayunan. Inget, mainnya kudu gantian!
  5. Naik getek; sempet mau nyobain ini tapi kog agak2 seram buat saya. Yang kangen naik getek, silahkan di cubo… tapi ga ada life guard-nya yah.. jadi kalo nyemplung yah.. siap-siap basah… untuk anak-anak ga bisa ditinggalin main sendirian… kudu ditemenin orang dewasa…
  6. Mobil Remote Control; di sini ada circuit untuk balapan mobil remote control. Jangan dikira yang main anak-anak yah.. justru yang bawa mainan orang-orang dewasa.. yah iyah lah, mainan mahal, berat kalo masih pake uang jajan, lagian there’s always a boy inside a man
  7. Rumah kupu-kupu; well, kupu-kupunya ga terlalu banyak waktu saya datang…
  8. Kolam koi; ini sih kayak kolam koi biasa, tapi ada gubuk-gubuk di sekelilingnya yang bisa digunakan untuk leyeh-leyeh…
  9. Sawah dan liat kerbau; nah ini bagian favorite saya. Taman ini ga melupakan suasana pedesaan di tengah kota. Buat anak kota, ngeliat sawah dan kerbau dengan background apartemen emang agak random.. tapi gpp lah, biar inget, beras yang kita makan jerih payah petani…
  10. Monkey bars; buat yang hobby pull up atau mau gedein otot tangan ini seru banget.. kalo saya, ngangkat badan ini, subhanallah, sebuah perjuangan sendiri… hahahah

Selain itu, sekedar lari-larian, main bola, atau tidur-tiduran di taman adalah nilai plusnya yang bisa kita dapetin kalo kesini… Selepas lelah bermain disini, bisa melipir ke café yang ada di sekelilingnya..biasanya kalau malam suka ada live music.. lumayan sambil ngupi-ngupi cantik sejenak…

 

The Dos:

  1. Bring your picnic mat (tiker, kain bali atau sarung) buat alas duduk/tiduran di taman
  2. Bawa snack dan perbekalan, selain buat berhemat, bisa bikin makin betah di taman. Jangan pernah berharap disini ada tukang teh botol, mia ayam atau ketoprak.
  3. Bawa roller blade, otopad, atau sepeda lipat kalau mau, jadi bisa sambil keliling ga pegel… Yang bawa baby, stroller highly recommended!
  4. Bawa bola, freebies, layangan atau kartu remi buat main bareng
  5. Pergi ramean, bawa keluarga, teman-teman biar makin  seru
  6. Bawa baju ganti buat anak, biasanya pada doyan main air di kolam air mancur

 

The Don’ts:

  1. Jangan pergi siang bolong. Pagi sih okay, tapi ga bisa lama karena keburu panas. Sekitar jam 3.30 sore adalah saat yang pas… malamnya bisa makan malam atau liat live music di panggung
  2. Jangan lepas band/gelang tiket. Kalau bosen  bisa keluar dulu ke mall electronic di belakangnya atau makan dulu di luar dan kembali lagi
  3. Jangan buang sampah sembarangan. Ini penting banget. Ga masalah sih kalo makan atau minum di tempat ini cuma paling empet kalo  buang sampahnya sembarangan… Kan setelah kita masih ada orang lain yang mau menikmati tempat itu..
  4. Jangan mojok-mojok dan berbuat hal vulgar lainnya yah. Selain banyak anak-anak, mbok yah modal dikit laaaaaah… gombal-gombal dikit gapapa sih, tapi kalo sampe show off, percayalah, get a room! Merusak pemandangan tauuuuu….
  5. Jangan sibuk main Hp, Foto-foto ajah, uploadnya nanti. It’s time to enjoy your day!

 

Time to spend: 2-5 hours

Our Ratings:

Kata nadsar: 8/10

Kata cipa:9/10

 

more info: http://scientiasquarepark.com/

 

 

 

 

Warso Farm: Surganya Pecinta Durian…

When?

First visit in late December 2015

Where?

Pinggiran kota bogor, daerah cihideung, sekitar 40 menitan naik mobil dari keluar tol Bogor. (kalau ga macet). Lokasi persisnya disini

Budget?

Rp0-Rp150K (untuk beli buah dan makan durian. Harga durian Rp45K/kg,  Rata-rata 2-3kg sebuah. Jambu Jamaica seplastik Rp30K, Kalau untuk berkunjung saja mah gratisss tis)

What?

Kebun buah yang dimiliki pak Warso, pensiunan TNI di tanahnya yang berhektar-hektar di daerah Bogor. Yang menarik, Pak Warso ini generous banget, dia membuka kebunnya untuk dikunjungi tanpa berbayar. Sepertinya dia membuka kebunnya untuk masyarakat untuk tujuan agar masyarakat bisa belajar. Brilliant!

 

Nah, yang kita bisa lakukan disana adalah berkeliling di kebunnya itu. Buat saya yang suka durian dan bercita-cita jadi petani, senang banget liat durian bergelantungan.. besar-besar minta di peluk.. Tapi, sudah jadi peraturan juga, buah-buah itu cuma bisa dilihat, diphoto juga.. tapi ga boleh di petik.

 

Jadi, buah duriannya diiket tali biar ga jatuh kena kepala orang.. kebayang bisa berabe benjolnya… Kenapa ga boleh di petik? Menurut saya, karena konsep durian paling enak adalah buah durian yang jatuh dari pohonnya.. jadi durian-durian disini matangnya poooool… alas an kedua, yah simple, udah ga bayar masak mau metik… 🙂

 

Selain buah durian, banyak juga pohon buah lainnya, seperti buah naga, jambu, pete, jeruk nipis dan lain-lain.. Cipa baru tau ternyata bentuk pohon buah naga seperti kaktus.. (well, emaknya juga baru tau sih) hahaha.. Ada beberapa tempat main anak seperti ayunan, perosotan dan lain… ada juga ruang seperti pendopo untuk kumpul-kumpul…

 

Tanahnya pak Warso luas dan agak menanjak, pohon-pohon durian yang rimbun memayungi sepanjang perjalanan, jadi jangan takut kepanasan… kejar-kejaran sama anak disini bisa banget, tapi awas jangan sampe kepentok durian… karena biar dahannya rendah, disitu bisa jadi ada buah durian yang bertengger..

 

Kalau sudah lelah, saatnya turun kembali ke dekat gerbang masuk, bisa tunggu di tempat makannya durian-durian menanti. Bapak penjaganya akan memilihkan durian, dan memberikan kita kesempatan mencicipi sebelum membeli. So, kalau ga suka bisa skip pilih yang lain.. Tapi durian jatohan mana sih yang ga enak.. dengan varietas yang beragam pula…

 

The Dos:

  1. Cobain duriannya disana daripada kebawa mimpi.. memang agak mahal kalo diinget pas bayarnya.. tapi ngapain jauh-jauh kesana kalo ga makan durian
  2. Sebelum membeli icipi duriannya… kalau kurang cocok pilih yang lain…
  3. Keliling santai sambil nikmatin pohon-pohon disana, ngimpi punya kebon kayak punya pak Warso ga dosa kog
  4. Pastikan ke sana lagi musim durian, jangan sampai gigit jariiiiii

 

The Don’ts:

  1. Jangan pake high heels.. percayalah, itu nyiksa badan kalo dipake nanjak ke kebon
  2. Jangan ajak orang yang ga suka durian ke sini, bikin males bawaannya pingin cepet-cepet pulang
  3. Jangan metik buah ataupun bunga-bunga.. Come on, ini udah kesekian kalinya yah diingetin…
  4. Kalau bareng sepuh-sepuh yang udah tua, bisa nunggu ajah di bawah, ga usah ikutan jalan ke kebonnya, kecuali emang hobby olah raga, kasian takut kecapekan.. walaupun tempat istirahatnya banyak sih…
  5. Jangan harap bisa bungkus duriannya banyak-banyak. Biasanya pembelian dibatasi maksimal 2 buah/orang, biar pengunjungnya kebagian semua.. Kalau niat banget yah, gantian ngantri kali yah… Kemarin ada orang mau bungkus 12 buah walhasil gagal total.

 

Rating:

Kata nadsar:9/10 (soalnya pas banget lagi musim durian)

Kata cipa: 7/10 (soalnya cipa belum tau nikmatnya durian)

A movie review: Dilwale (2015)

dilwale

Buat para penggemar Shah Rukh Khan dan Kajol, film ini pasti sangat di nanti-nanti. Sebuah reuni besar yang ditunggu lebih dari satu dekade. Seperti halnya mendatangi satu pesta reuni, you have to ready for anything that could be happened…

Buat saya, ini sebuah pesta reuni yang nyaris gagal. Kenapa saya bilang begitu?

 

Pertama, cerita film ini yang dangkal. Saya mungkin mengaharapkan cerita film yang dibintangi dua bintang ternama ini akan sekuat cerita di film lama mereka, Kuch Kuch Hota Hai (KKHH). Apa daya, ceritanya tak ubahnya sinetron berseri yang sudah tertebak di 5 menit pertama. Terlalu banyak cerita sampingan yang membiaskan cerita utamanya. Apakah ini film drama, action atau komedi? Gado-gado pastinya. Film ini banyak mengekspos kemewahan yang tidak berarti. Kemewahan memang umum di film-film India, tapi di film ini it’s just too much.

 

Kedua, tidak kuatnya moral story dalam film ini. Biasanya di film India, kekuatan ceritanya ada pada moral story yang hendak dibangun. Tapi di Dilwalee, I got lost. Apakah kemudian moral story-nya adalah mencuri dari sahabat diperbolehkan? Apakah mencuri untuk membiaya pacaran itu boleh? Apakah keluarga mafia seharusnya tidak boleh jatuh cinta? Apakah jangan move on kalau patah hati?

 

Ketiga, terlalu banyak faktor kebetulan. Kebetulan di dunia yang luas ini, mereka ketemu lagi di tempat yang berbeda. Kebetulan mereka berdua punya adek yang seusia. Kebetulan mereka tidak punya ibu. Kebetulan mereka berdua dari keluarga mafia. Kebetulan mereka berdua jagoannya di masing-masing keluarga. Kebetulan kedua ayah mereka mati. Kebetulan hujan setiap mereka bersama… Oh come on!

 

Dengan artis caliber macam Shahrukh Khan dan Kajol, sayang sekali ceritanya gitu doank… Mbok yah dibikin lebih dramatis.. Biasanya nonton India berlinang air mata. Menggugah emosi maksimal, tapi tidak yang ini…

 

Untunglah saya masih menggunakan kata nyaris… Akting SRK dan Kajol tetap prima. Mereka tetap bermain dengan baik. Saya sempat terbawa rasa kekecewaan dan patah hati yang mereka alami karena kesalahpahaman.

Komen saya atau penampakan mereka berdua di usia saat ini: how they life well.. tidak ada perubahan berarti selama lebih dari satu decade. SK bahkan terlihat lebih prima bermain adegan-adegan action.. Sedangkan Kajol tetap terlihat cantik dibalut baju-bajunya yang bagus..

 

Cinematography-nya juga cukup baik. Pemandangan yang ditawarkan pada saat SRK dan Kajol bernyanyi di mabuk cinta sangat indah… Pemeran pendukungnya (Varun Dhawan dan Kriti Sanon) juga dari penampilan fisik tidak bisa dibilang jelek. Tapi, actingnya masih perlu banyak diasah..

 

Overall, kalau punya waktu 3 jam untuk di bunuh, tak apalah nonton film ini.. Setidaknya mengobati rasa kangen sama actingnya SRK dan Kajol… Tapi kalau disuruh nonton lagi hmm.. saya masih mikir kog yang mending nonton KKHH untuk kesekian kalinya…

 

Score dari saya: 6.5/10

 

 

 

A motherless child

Hari ini hari ibu. Katanya. Semua grup whatsapp, BBM, facebook, path, Instagram (and you name all those kind of apps) sibuk memajang gambar Ibu, Emak, Mama, atau bahkan quotes yang luar biasa dahsyatnya.

Kali ini saya tidak lebay ikutan. Bukannya ga sayang sama emak, cuma karena sedih dan baper. Jadi saya memutuskan untuk menulis saja.

Mama, sang bundo kanduang, meninggal dunia karena sakit pada saat saya sekolah di Oz dan tak mampu mengejar waktu untuk melihatnya terakhir kali. Rasa sesalnya masih ada sampai sekarang.

Mama, sang mertua kesayangan, juga sudah meninggal dunia juga karena sakit. Alhamdulillah, Allah masih kasih kesempatan kepada saya untuk melepas kepergiannya.

Ibu, sang nenek kesayangan, juga pergi karena sakit. Andung, nenek super tough sudah meninggal dunia pula.

Yes, I’m a motherless child now.

Tapi saya ikhlas, karena saya percaya Allah memberikan yang terbaik untuk wanita-wanita terbaik yang pernah ada.

Lalu, kenapa saya baper? Simply, karena saya merindukan mereka sangat.

Tadi pagi, di kereta, ada anak kuliahan yang di telpon ibunya. Dia bilang dia mau ke kampus mau bimbingan skripsi. Ah.. Saya rindu masa-masa itu. Masa menelpon mama untuk bilang, “Ma, doain dede yah Ma!”. Masa masuk kamarnya, memeluknya dan ngobrol sampai pagi.

Saya sangat percaya doa Mama. Kalau saya kebangun malam hari, saya suka intip, lihat mama sujud lama, berdoa, nama saya disebut, nama kakak dan adik saya juga.. kadang pagi-pagi saya lihat dia tertidur masih pakai mukena di atas sajadahnya.

Kalau dibilang hidup saya penuh keberuntungan pastinya karena doa-nya Mama. Kuliah jarang, lulus tergolong yang pertama. Kerja pun dapat yang bagus, padahal ga pinter-pinter amat. Kalau saya dalam kesulitan, saya cukup telpon Mama untuk meminta doa, dan saya yakin masalah saya pasti beres.. Dan itu terbukti.

Saya masih ingat, pembicaraan saya terakhir sama Mama lewat telpon. Saat itu saya mau mid test. Kuliah di negara orang dengan sistem yang berbeda bikin saya cukup stress. Biasa, butuh obat penenang, terus nelpon mama. “Ma, jangan lupa doain dede yah Ma!”, ucap saya manja butuh dukungan. Mama cuma bilang, “Nak, kamu ga usah minta Mama selalu doain kamu… Sekarang, kamunya sendiri doa nya gimana?”. *Sleeepppaaakkkk… rasanya tertampar bolak balik.

Dan, itu pembicaraan saya terakhir.

Beberapa hari kemudian saya di telpon rumah, mama masuk ICU.. saya cari tiket pulang kesana kemari, dapat hari Jumat subuh. Ternyata Mama berpulang lebih dahulu 6 jam sebelum jadwal penerbangan saya. Saya hanya sempet mengucapkan perpisahan via telp yang ditempelkan di kupingnya, “Ma, mama capek yah? Maafin dede yah ma, dede ikhlas… yang penting mama bahagia…”.. tapi tak ada lagi balasan suara merdunya, yang terdengar hanya suara tit-tit-tit mesin di ruangan ICU… Dan mama pun dibawa pulang ke rumah, dan meninggal di kamar saya.. Semua menemaninya berpulang, anak-anaknya, sahabatnya, cucunya, kecuali saya.

 

Berikutnya setiap saya ujian atau menghadapi masalah, saya tak bisa menelponnya tau menemuinya di kamar untuk berbicara panjang lebar. Mama mertua menemani saya disaat sulit itu… Saya teruskan kebiasaan saya menelpon minta doa dan lain-lain ke Mama Ian. Tapi beliau juga meninggalkan saya..

 

Kesepian luar biasa. Pernah ada masalah, saya kebingungan sendiri, terngiang pesan Mama. Saat itu saya merasa kekuatan saya hilang. Saya harus berdoa sendiri untuk diri saya. Rasanya sulit membandingkan bagaimana ketenangan saya kalau ada Mama di samping saya.

 

Jadi, kalau ada anak yang menyia-nyiakan ibunya, sungguh rugi banget. Buat senang lah. Telpon lah. Ajak jalan. Belikan kesukaannya. Ajak dia ngobrol. Tanya masa kecilnya. Tanya masa mudanya. Tanya siapa pacar pertamanya. Tanya bagaimana dia mengatasi kesulitan dan masalah di hidupnya. Tanya bagaimana dia bertahan. Tanya resep masakannya yang super lezat itu. Catat pesan-pesannya. Foto bersama. Tanya apa yang paling disukainya dan tidak disukainya dari kita. Percuma bikin status sayang emak di facebook doank… Percaya deh, buat dia bahagia.

Karena mungkin kita sudah terlalu terlambat untuk itu semua…

Beliau-beliau mah ga akan minta, di repotin kayak apa juga mau. Waktunya bahagia di hari tua masih dititipin cucu juga senang-senang saja… Tapi kog yah masa tega ngerepotin sampe akhir hayat…

 

Well, You never know what you have til it’s gone…

 

Maaf yah kalau saya terkesan menggurui. Saya menulis ini sekedar untuk mengingatkan diri saya sendiri: Apakah nanti saya jadi ibu yang dirindukan anaknya ketika saya tidak ada? Atau ketakutan saya, anak saya malah merasa as a motherless child, padahal mamanya masih ada tapi sibuk ga jelas. Audzubillah…

Sebenarnya saya masih pingin cerita banyak tentang mama saya. Tapi, maaf, saya sudahi dulu yah… Mau nelp seseorang.….

“Halo Nak, lagi ngapain?, Mama kangen….”

Saatnya, belajar jadi anak kecil

Yang umum adalah anak kecil belajar dari orang dewasa. Tapi, ternyata banyak hal yang bisa kita pelajari dari seorang anak kecil.

 

Yang paling menyenangkan bagi orangtua, apalagi kalau bukan melihat anak-anaknya bahagia. Bermain bebas dan tertawa renyah, memeluk manja sambil bilang: I love you Mom!. That’s it, kepolosan di mata mereka itu lah yang membuat saya iri. Mereka tersenyum lepas, tanpa harus berfikir apakah senyumnya lebih bagus dari angle kiri atau kanan. Mereka membantu mengambilkan barang karena mereka memang mau membantu dan bangga karenanya. Mereka memeluk karena mereka tau hal itu yang membuat mereka nyaman.

 

Semua berjalan melalui prosesnya. Dari bayi dilahirkan menjadi anak-anak, kemudian abg, remaja dan menjadi dewasa. Kadang kala merasa dewasa membuat kita lupa bahwa kita dulunya hanya seorang bayi. Merasa sudah tau terlalu banyak, dan kemudian sok tau.

 

Cuma mau cerita, kemarin, I have a date berdua sama Cipa di Aeon Mall, mall kekinian masa kini. Halah.   Dan saya belajar banyak dari kejadian kemarin.

 

Kami ke playground.Tadinya niatnya saya mau biarkan dia main sendiri di playground sambil browsing2 main HP di luar. Tapi kali ini, peraturan di playground bilang anak dibawah umur 12 tahun harus didampingi. Baiklah, beli kaos kaki dan akhirnya saya ikutan masuk. Cipa kegirangan. Dia membayangkan mamanya akan menemaninya ber-trampoline ria… Baiklah, saya masuk ke perosotan, main bola bersama. Cipa mengajak saya melompat-lombat dan main perosotan… Oh My.. badan ini berat bener rasanya, melihat wajahnya yang berbinar-binar akhirnya saya turutin… melompat sana sini demi menyenangkan hati buah hati.. Dia tertawa melihat saya melompat dengan gaya yang lucu menurutnya.. Saya kembali berfikir, emang gaya saya kayak gimana, mungkin seperti badak yang main trampolin.. Terlalu banyak berfikir hingga gaya melompat pun saya atur biar ga selucu itu… Oh damn! Saat itu saya benci menjadi dewasa… Terlalu banyak berfikir dan jaim. Entah mengapa harus jaim padahal orang-orang dewasa di sekeliling saya hanya  para baby sitter.. palingan juga dikira babysitter…

 

 

Berhubung umur ga bisa boong, akhirnya saya kelelahan. Sambil keheranan dari mana batre nya Cipa? Perasaan tadi makannya banyakan saya daripada dia, plus saya membantu menghabiskan makanan di piringnya. (Mungkin itu yang membuat saya seperti badak *mengikiki diri sendiri…)

 

Anak-anak, energinya luar biasa. Sebenarnya saya menyadari karena happy itulah yang membuat energinya anak-anak menjadi luar biasa. Entah berapa seringnya saya merasa kelelahan luar biasa di kantor, padahal tidak jumpalitan bermanuver seperti Cipa di trampoline. Ah, mungkin saya melakukannya alpa rasa bahagia.

 

Cipa bilang dia masih mau main yang lain… OK, saya mengizinkan dan menunggu di pinggiran ring mandi bola… Sebelumnya saya berpesan, “Nak, Try to make a new friend yah… You can make a friend everywhere you go..!” Well, saya sering mengucapkan kalimat itu karena ketakutan saya, Cipa yang masih  semata wayang nantinya kesepian kalau saya atau papanya tidak disampingnya. Doktrin itu perlu saya tanamkan.Saya pun terus memperhatikannya dari kejauhan…

 

Cipa terus main perosotan, sesaat dia berhenti, memperhatikan anak perempuan yang lebih besar dari dia mengancang-ancang hendak meluncur… dia tepuk tangan melihat anak perempuan itu merosot dengan kencang, memberikan pujian dengan tulusnya betapa hebatnya anak itu,  dia pun tertawa, mereka berlomba naik tangga dan merosot bersama… dari kejauhan terdengar ketawa kecil mereka… terus entah apa yang mereka bicarakan, mereka tertawa-tawa bahagia…

 

And then, Cipa mendatangi saya, “Ma, I have a new friend, her name is Gloria.. Can I play with her?”. Saya tersenyum dan menjawab.. “Sure, you can play with her, but don’t play too far..” Cipa tersenyum dan berlari kembali main dengan Gloria… Saya bangga Cipa bisa make a move, lebih berani dan percaya diri.

 

Saya tersenyum, karena melihat mereka berdua main dengan asiknya, bermain peran dengan serunya. Sampai waktu bermainnya Gloria habis dan dia keluar dari area permainan. Cipa menyamperi saya kembali, melaporkan Gloria sudah pulang. Ada semburat kekecewaan di wajahnya, mungkin dipikirnya berarti dia harus mencari teman baru lagi. Saya pun kemudian menemaninya bermain lagi sampai waktu bermainnya habis.

 

Keluar dari area permainan, saya tanya Cipa, “Kog bisa kenalan sama Gloria?”. Cipa menjawab dengan sederhana, “Oh.. Cipa cuma tanya, Halo! Namaku Cipa, nama kamu siapa?” Yak. sesederhana itu ternyata. Dan mereka pun main bersama tanpa kecurigaan.

 

Cipa bilang, “Ma, mama tau ga agamanya Gloria apa?”.. Well, agak heran juga kenapa dia baru kenal dah nanya-nanya agamanya apa, “Soalnya tadi Gloria nanya, agama Cipa apa, trus Cipa bilang kalo Cipa agamanya Islam. Gloria agamanya Budha loh, Ma!. Hore,  Seru banget! sekarang Cipa punya teman agamanya Budha. Seruni dan Chrystel Kristen, Dina Hindu, sekarang Cipa punya teman agamanya Budha, yang belum punya yang agamanya Kong Hu Chu… “.

 

Saya tersenyum, ternyata dia mengingat pelajarannya dengan baik, dan mempraktekkannya dengan baik pula. Berhubung sekolahnya adalah sekolah Islam yang seluruh muridnya Islam tentu susah buat dia mencari contoh nyata. Untung saya masih tinggal di lingkungan yang cukup majemuk. Sangat penting buat saya Cipa bisa bergaul dengan siapa saja, karena dunia ini begitu luas. And Cipa harus bisa beradaptasi dengan baik.

“Yes Nak, di dunia ini Allah menciptakan manusia berbeda-beda. Cipa bakal ketemu banyak orang yang berbeda. Beda agama, beda pendapat, beda baju, beda bahasa, but, you still can be a nice friend and play with them… It doesn’t matter how different you are.. you can still play together, right?”.

 

Cipa mengangguk setuju. Dan dia bertanya kembali, “Do you make a friend today, Mom? Kog dari tadi Mama cuma duduk ngeliatin Cipa ajah?”..

Dan,Saya pun tertampar.

Kapan saya terakhir berkenalan karena kebetulan bertemu, tersenyum dengan orang yang tidak saya kenal, mendapat teman baru? Apa karena takut di bilang sok akrab? Penuh curiga? Dikira orang gila senyum-senyum sendiri? Apa karena sibuk dengan teman-teman di dunia maya? Karena mereka berbeda? Karena di sekeliling saya hanya babysitter? Sok tau ngajarin tapi lupa jarang dipraktekin. Ah, Damn! Dunia orang dewasa memang kompleks.  Saya cuma bisa tersenyum.. “Ah iyah, Mama tadi sibuk liatin Cipa… takut Cipa ilang… ”

 

Oh Nak, ternyata bukan Mama yang hari ini ngajarin kamu. Tapi kamu yang ngajarin Mama: how simple the life is. Teruslah semurni dan sepolos ini. Bertemanlah yang banyak, dan baik-baiklah berteman.

Di mobil saya bilang, “Cipa, You know what?  I love you to the moon and back”. Dan  Cipa pun membalas.. “I love you more. I love you to the sun and back..”

Ah Nak, That’s why you always warming my heart. Next time, ajarin Mama lagi yah.. Terimakasih untuk kencan yang indah kemarin. Mama pingin kencan terus sama kamyuuuu….

 

 

Lalu apa lagi?

Lalu apa kalau kamu punya ijasah lulusan sekolah luar negeri, berbagai penghargaan dan sertifikat?

Lalu apa kalau kamu punya kerja bagus, gaji puluhan bahkan ratusan juta, dan karir menjulang?

Lalu apa kalau tas kamu branded, rumah dan mobil kamu mewah, liburan keluar negeri dan naik helicopter?

Lalu apa lagi? Terus bertanya apa lagi, dan lagi…

Sampai kemudian tak sanggup bertanya lagi karena  mungkin  mati telah tiba.

 

Mungkin saat ini sudah saatnya. Merasa cukup dan bersyukur itu penting.

Karena saat itu kita mungkin akan tersadar…

Hidup tak sekedar bertanya: “lalu apa lagi?”

Dan kemudian kita  bertanya:”lalu bagaimana?”

 

Lalu bagaimana ilmu yang kita punya diamalkan dan bermanfaat untuk orang banyak?

Lalu bagaimana kerja kita meningkatkan kualitas umat?

Lalu bagaimana harta kita bermanfaat?

Lalu bagaimana kita berbagi?

Dan biarkan pertanyaan itu terus bergulir…

Lalu bagaimana…?

Lalu bagaimana lagi…?

 

 

Jakarta, 25 November 2015

Kala lelah bertanya apa dan mulai bertanya bagaimana…